Kamis, 21 Juni 2018

ALERGI REUNI?

Sejahat itukah REUNI ataukah kita yg "bermental miskin dengan gengsi tinggi"? 🤔🤔🤔

Sebagai alumni dari beberapa almamater, tentu aku memiliki pengalaman mendatangi acara reuni. Mulai dari reuni sekolah sampai reuni kuliah, banyak yang aku datangi. Kebetulan, banyak juga di antara reuni-reuni itu yang aku datangi saat dulu aku masih berstatus sebagai pekerja serabutan, lebih tepatnya adalah pengangguran yang tersamarkan oleh diksi kata.. 😁😁😁 

Dalam reuni, hampir pasti ada pertanyaan-pertanyaan seperti "Sekarang kerja di mana?", "Anak sudah berapa?", "Tinggal di mana?", itu semua adalah pertanyaan template. Mau reuni di mana pun, hampir pasti selalu muncul pertanyaan-pertanyaan itu. Biasa saja kan perasaanmu saat dapat pertanyaan ini? Kecuali kalau kamu pengangguran yang masih tinggal nebeng ortu & belum punya modal buat kawin sehingga gak mungkin bisa jawab semua pertanyaan itu dengan mudah.. 😥😥😥

Nah! Bayangin, aku saat itu dalam kondisi itu. Banyak orang yang pasti mlipir kalau dapat undangan reuni saat kondisinya begitu ya? Tapi, saat itu aku menolak untuk terintimidasi oleh status sosial, aku menolak untuk terintimidasi oleh uang di dalam dompet & rekening teman-temanku. Buat apa aku musti terintimidasi/minder? Toh jangankan jumlah uang di dalam rekeningnya, nomor rekeningnya & bank yang dipakainya saja aku gak tau!! 😂😂😂

Lalu, jika mulai ada yang cerita kisah suksesnya. Cerita tentang perjalanan hidupnya dari nol, atau pun cerita sukses dari modal hibah ortu, ya malah bagus! Ada pelajaran & motivasi yang bisa kita ambil.. 😊😊😊 

Mungkin ada juga yang agak songong membanggakan diri sambil merendahkan yang lain, kamu takut sama yang begitu? Yaelah.. gak usah waktu reuni, di kehidupan sehari-hari juga ada yang gitu. Tapi untungnya gak banyak yang begitu.. 😉😉😉 

Eh, pasti penasaran kan sama jawabanku saat pertanyaan template itu datang sewaktu aku masih pengangguran dulu? 😏😏😏 
Aku jawab jujur saja tanpa perlu mendramatisir & merasa terbebani dg kehidupan yg aku jalani..
•Ditanya "Sekarang kerja di mana?", aku jawab "masih begini aja, serabutan. Kadang kerja, kadang nganggur. Dinikmati aja dulu waktu luangnya"
•Ditanya "Anak sudah berapa?", aku jawab sambil bercanda "Gimana mau punya anak? Mau nipu cewek biar mau kawin sama pengangguran aja gagal terus. Haha.." 
•Ditanya "Tinggal di mana?", aku kasih alamatku tinggal yang masih nebeng ortu.. 

Apa aku gak malu datang & jawab pertanyaan seperti itu? Awalnya sih sempet mikir bakal malu, tapi buat apa juga? Datang ke reuni itu niatnya buat silaturahmi kangen-kangenan sama temen-temen, bukan pamer kesuksesan diri lalu merendahkan kegagalan orang lain. Dan pada kenyataannya justru mereka teman-temanku tidak mempermasalahkan itu, rata-rata komentar mereka "Udah.. santai aja, nanti juga bakalan datang sendiri masa jayamu. Aku dulu juga gitu, bahkan lebih parah. Bla, bla, bla.." justru sekarang muncul sudah sifat sombong mereka yang begitu bangga memamerkan penderitaan masa lalunya. Haha.. 😂😂🤣 

Ada juga yang nyamber sok tau "kamu dulu lulusan ini kan, di tempat istriku lagi butuh. Coba deh kamu daftar..". Nah, ini yang namanya silaturahmi mendatangkan rejeki.. 👍👍👍

Kalau ada temen-temen yang udah sukses yang bikin kelompok sendiri sesama orang sukses ya positif thinking saja, mungkin mereka sedang membicarakan kerjasama bisnis. Kan malah bagus kalau reuni bisa membuat usaha teman-teman kita semakin besar & lancar. Kalau penasaran dengan kabar mereka ya asal nimbrung saja lalu ngasih komentar positif saja, siapa tau ada pelajaran & motivasi yang didapat. Siapa tau ada inspirasi peluang bisnis dari obrolan itu.. ☺☺☺

Sekarang, benerin niatnya biar bisa tersenyum lebar saat bertemu teman-teman di ajang reuni.. 😊😊😊 

NB: Alhamdulillah sekarang aku bukan pengangguran, sekarang aku adalah pekerja kontrak yangg terancam jadi pengangguran saat kontrakku habis. Tapi, gak perlu minder kan.. 😊😊😊

Sumber: Posting FB Pribadiku

Minggu, 03 Juni 2018

Dilema Olshop (Toko Online)

Masih bingung sama metode promo beberapa olshop jaman skrg yg justru terkesan menjauhi konsumen:
Ditanya lokasi, gak dijawab spesifik.. 🚫
Ditanya spek barang, malah nyuruh PM.. ✉
Ditanya harga, nyuruh PM juga.. ✉
🤦🏻‍♂️🤦🏻‍♂️🤦🏻‍♂️

Okelah kalau urusan harga mungkin karena menghormati sesama olshop yg mungkin jualannya sama tapi beda harga jual, tapi kalau soal spek barang & lokasi buat COD kan bisa dijawab secara publik.. 🌐🌐🌐

Yg konsumen mau adalah kejelasan status barang (spek & harga), karena konsumen tentu ingin membeli barang yg sepadan dg uang yg dikeluarkannya. Kalau ada konsumen yg pengen COD ya wajar saja, mereka ingin memastikan status barang dari mulai warna, ukuran, bahan & kualitas secara langsung biar bisa cocok di mata, pas di badan, sreg di hati & sepadan buat dibeli.. 😊😊😊

Kalau gak mau COD ya jawab saja "Maaf, sementara ini kami hanya melayani pemesanan secara online saja", bukan malah nyuruh PM. Itu lebih sreg di hati konsumen drpd jualan berbelit-belit.. ✔✔✔ 

SIMPULAN: Saya memahami jika merahasiakan beberapa info di postingan memang bertujuan untuk mendatangkan rasa penasaran pada viewer/pembaca sehingga (dianggap) bisa mendatangkan komentar fb untuk bertanya, komentar ini berfungsi untuk menaikkan rating posting sesuai tuntutan algoritma fb agar posting bisa menjangkau lebih banyak viewer. Silakan mengejar tuntutan teknik marketing digital, tapi sadari juga bahwa pembeli tetaplah manusia yg merasa lebih nyaman jika diperlakukan secara manusiawi oleh seller yg humanis.. 😊😊😊

NB: Ini dari sudut pandangku sebagai pembeli online yg kebetulan juga sering jualan online buat bantuin bini yg juga hobi jadi Sista Olshop.. 😁😁😁 


*Feel free to share..